Jumat, 26 November 2010

Manusia dan Pandangan Hidup

Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia pasti memiliki pandangan hidup ( cita-cita ) dan pasti untuk mewujudkan itu harus berusaha dengan semaksimal mungkin. Karena pandangan hidup itu sendiri bersifat kodrati. Dan pandangan hidup itu sendiri merupakan penentu masa depan seseorang.  Dan pandangan itu tidak muncul dengan seketika tapi dengan ada proses yang harus dijalankan, sehingga hasil pemikiran tersebut dapat diuji dengan kenyataan.
Pandangan hidup pada dasarnya memiliki unsur yaitu cita-cita, usaha, keyakinan. Unsur tersebut merupakam rangkaian yang tidak dapat dipisahkan karena untuk mencapai cita-cita kita harus memiliki usaha dan keyakinan untuk mencapai itu.
Cita-cita ialah suatu keinginan yang mungkin tercapai dengan suatu usaha atau perjuangan. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi dengan rasa keyakinan. Kenyakinan juga dapat diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani dan kemampuan rohani. Sebetulnya untuk mencapai cita-cita kita harus memiliki kemampuan rohani. Karena dengan itu kita percaya kalau kita bisa mencapai cita-cita yang diinginkan.
Setiap cita-cita pasti ada faktor yang terlibat untuk mencapai cita-cita itu sendiri. Seperti faktor manusia, faktor kondisi, faktor cita-cita yang ingin dicapai. Faktor manusia sebetulnya sangat terlibat  karena dengan faktor itu suatu cita-cita akan tercapai. Tapi kembali ke manusia itu memiliki kemauan atau tidak. Karena tidak ada kemauan pasti suatu cita-cita tidaka akan tercapai dengan semaksimal mungkin. Faktor kondisi juga berpengaruh karena pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat suatu cita-cita. Contohnya kondisi keuangan, kondisi fisik. Faktor cita-cita yang ingin dicapai tapi jangan terlalu tinggi karena harus melihat kemampuan kita. Apabila kita sendiri tidak memiliki kemampuan pasti kita tidak akan tercapai cita-cita.
Untuk mencapai suatu cita-cita pasti kita perlu usaha/perjuangan berarti kerja keras untuk mencapai cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidup masa depan. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak/ilmu. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan memajukan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat kita miskin, melarat dan berarti menjatuhkan harkat dan martabat sendiri. Jadi kita tidak boleh untuk bemalas-malasan. “waktu adalah uang” jadi kita harus mempergunakan waktu dengan baik dan semaksimal mungkin.
Dan kita juga harus memiliki rasa percaya diri kalau kita dapat mewujudkan cita-cita. Kita juga harus sadar bahwa dilaur sana banyak yang memiliki cita-cita tapi tidak dapat mewujudkannya. Jadi kita harus bersyukur kalau kita dapat mewujudkan cita-cita itu sendiri.

Sumber                        : Buku Panduan Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar