Manusia dan Keadilan
Keadilan berasal dari kata adil yang berarti orang yang dapat mengendalikan diri tanpa harus memikirkan diri sendiri ( egois ) dan kelakuan dikendalikan oleh akal manusia. Adil juga dapat diartikan pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Karena dengan seimbang antara hak dan kewajiban hidup ini akan selaras. Seperti keadaan setiap orang apa yang menjadi haknya dan setiap orang mendapakan bagiannya yang sama antara yang satu dengan yang lain.
Kita sebagai manusia dituntut untuk diminta tidak hanya menuntut hak dan melupakan kewajiban. Karena kalau kita selalu mementingkan hak pasti orang lain menggangap kita “orang yang pemeras” . jadi kita harus seimbang menjalankan hidup antara hak dan kewjiban. Contohnya kita sebagai pelajar memiliki hak untuk memiliki pendidikan yang layak dan kita juga memiliki kewajiban yaitu belajar yang rajin dan mengerjakan tugas.
Pasti dalam hidup dan kehidupan, setiap manusia dalam melakukan aktifitasnya pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya . Walaupun bagaimana kita harus hidup adil dengan satu sama lain. Agar kita merasa lebih dihargai dengan orang lain. Dan orang lain juga merasa dihargai sama kita. Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi. Karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri.
Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan. Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati.
Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dan hati nurani bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran akan menjadikan manusianya memiliki kejujuran, ia akan menjadi manusia jujur. Sebaliknya orang yang secara terus-menerus berfikir atau bertindak bertentangan dengan hati nuraninya akan selalu mengalami konfik batin, ia akan selalu mengalami ketegangan, dan sifatnya kepribadiannya yang semestinya tunggal menjadi pecah.
Untuk mempertahankan kejujuran, berbagai cara dan sikap yang perlu di pupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan, orang di perbolehkan berkata tidak jujur apabila sampai bata-batas yang di tentukan.
Sumber : http:// kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar